Sunday, July 24, 2011

Pest Control

Hama, yang dalam bahasa Inggris disebut pest, adalah suatu organisme yang mengganggu manusia dengan beberapa cara. Ada yang menggangu dengan cara menggigit, merusak atau membuat takut manusia yang memang mempunyai phobia terhadap hama tersebut. Mereka juga menularkan penyakit, menimbulkan kerusakan dan juga dapat menghilangkan reputasi tempat yang telah diinfestasi oleh hama tersebut. Selain itu, tentu saja bertentangan dengan peraturan yang ada, yang mensyaratkan suatu tempat harus terkendali hamanya.

Hama ini, dapat masuk ke suatu bangunan dalam beberapa cara, yakni; berjalan/ merayap (semut, rayap, kecoa, tikus), terbang (nyamuk, lalat) dan terbawa.

Dalam ilmu pest control (penanggulangan hama), sangat penting dipahami faktor- faktor pembatas kehidupan hama tersebut. Hal ini untuk memudahkan dalam menanggulangi hama tersebut. Faktor pembatas tersebut merupakan suatu segi tiga kelangsungan kehidupan hama, yakni; air, makanan dan sarang. Jika salah satu dari tiga hal tersebut dapat dieliminasi, maka hama dapat dengan mudah ditanggulangi.

Dari segi tiga kelangsungan hidup hama tersebut, dapat disimpulkan bahwa cara yang terbaik untuk mengatasi dan mengontrol hama adalah dengan P.E.S.T. Yakni singkatan dari:
 
P.   Preventive (Mencegah hama masuk dari luar ke dalam).
E.   Exclution (Mencegah hama yang telah ada di dalam untuk berkembang biak/ berpindah tempat).
S.   Sanitation (Kebersihan)
T.   Treatment (Perlakuan dengan Pestisida)

PREVENTIVE

Ini adalah hal yang paling utama dilakukan agar hama tidak dapat masuk dari luar ke dalam bangunan. Metode ini dapat berupa memasang screening di ventilasi agar nyamuk atau lalat tidak dapat masuk. Memberi jaring kawat pada drainase yang mengarah ke dalam bangunan agar tikus tidak bisa melewatinya, memonitor setiap barang yang masuk, apakah sudah terbebas dari hama yang mungkin ikut terbawa, memasang air curtain ataupun plastic curtain pada pintu masuk, menggunakan sistem dua pintu, melakukan proofing pada kerenggangan sisi bawah pintu (door seal), memotong dahan pohon yang menempel pada bangunan, membongkar tunggul kayu mati di sekitar bangunan, menimbun dan meniadakan genangan air yang tidak terpakai, dll.

 






 
EXCLUSION
Ada kalanya saat metode preventif belum dilaksanakan, hama sudah terlanjur masuk atau berada di dalam gedung. Untuk itulah perlu diaplikasikan metode exclusion ini. Gunanya adalah agar hama tidak dapat berkembang biak dan menyebar ke ruangan lain dari bangunan tersebut. Caranya antara lain; melakukan sealing dengan silikon atau semenisasi pada celah atau retakan di dinding agar kecoa tidak dapat bersembunyi dan berkembang biak, menutup lubang- lubang/ sela pada dinding yang dilewati kabel atau pipa antar ruangan agar tikus tidak dapat berpindah dari ruang satu ke ruang lainnya, memasang lampu penangkap hama terbang (fly insect cantcher), memasang kelambu, menutup rapat tempat penyimpanan makanan, dll.


SANITATION

Menjaga kebersihan sangat penting diperhatikan pada area yang dikendalikan. Hal ini berhubungan juga dengan segi tiga kelangsungan hidup hama. Dengan menjaga kebersihan, dapat menghilangkan atau meniadakan air atau kelembaban, juga meniadakan sumber makanan hama dengan membersihkan sampah. Hal ini dapat berupa; membuang sampah secara konsisten dan teratur, melakukan program pembersihan secara teratur dan berkesinambungan, menutup rapat tempat sampah yang ada, memberi alas plastik pada tempat sampah yang ada, dan tidak membiarkan adanya sampah yang bermalam di area dalam.






TREATMENT

Treatment adalah sebagai pelengkap dalam upaya mengendalikan hama, di mana jika setelah metode preventif, exklusif dan sanitasi dilaksanakan dan masih terdapat hama, maka perlakuan dengan insektisida secara terukur perlu dilakukan.


 
KEGAGALAN DALAM PEST CONTROL

Dalam dunia pest control, jika P.E.S. sudah dilaksanakan dengan baik oleh customer, sudah dapat dipastikan bahwa mereka tidak membutuhkan T (treatment) dari pest control operator (PCO), karena hama tidak ada dan tidak dapat berkembang biak. Customer membutuhkan jasa PCO karena di antara P.E.S tersebut tidak dijalankan di area customer atau diterapkan hanya salah satunya saja, sehingga program Pest Control tidak mencapai hasil yang maksimal.

Dalam beberapa kasus, para pengguna jasa pest control (customer) kadang beranggapan bahwa mereka sudah membayar untuk jasa pest control kepada PCO dan setelah itu mereka tidak mau tahu masalah yang ada di bangunan mereka. Intinya, mereka sudah bayar, dan hama harus tidak ada!. Titik...

Ini adalah jalan pikiran yang 100% salah! Pengendalian hama tidak bisa mencapai hasil yang maksimal jika tidak ada kerjasama antara customer dengan PCO. Dalam hal ini, PCO melakukan treatment dan memberikan rekomendasi, baik secara verbal maupun tertulis. Sedang customer harus melaksanakan rekomendasi tersebut dan menyiapkan preparasi (persiapan alat, bahan, dan tenaga/ tukang) untuk melaksanakan rekomendasi yang telah diberikan oleh PCO. Intinya, kerjasama antara customer dan PCO adalah kunci keberhasilan dalam suatu program pengendalian hama.











No comments:

Post a Comment