Wednesday, June 1, 2011

Simpang Jam

Simpang Jam. Sobat yang berdomisili di Batam pasti familiar dengan nama simpang yang satu ini. Simpang ini ibarat kata ”titik nol” atau ”centre point” nya kota Batam. Dahulu, jika kita berada di suatu daerah tertentu, misal di Batam Centre, trus kita mau ke arah atau daerah tertentu lainnya, misalkan ke Sekupang, namun tidak ada angkutan yang langsung menuju ke Sekupang, maka biasanya kita ikut naik angkutan yang ke arah Nagoya atau Jodoh lalu turun di Simpang Jam buat nyambung perjalanan ke arah Sekupang. Jadi jangan heran jika di Simpang Jam banyak angkutan yang mangkal demi menunggu penumpang- penumpang antar daerah ini.

Simpang Jam sangat vital sekali terutama di sekitaran Tahun 2000 s/d 2003. Saat itu jembatan Sei Ladi dan jembatan Baloi tidak berfungsi dengan baik saat lagi di bangun atau direnovasi. Otomatis orang- orang dari Sekupang yang hendak ke Penuin, Nagoya atau Jodoh harus lewat Simpang Jam melintasi jalan di mana Universitas Internasional Batam berada saat ini, lalu belok kanan ke arah RS Awal Bros.

Usut punya usut, ternyata pemberian nama Simpang Jam adalah kerena di simpang ini memang ada sebuah bangunan setinggi kira- kira 2 meter, persegi empat yang di keempat sisinya masing- masing dipasangi jam. Oleh karena itu, simpang ini biasa dipanggil dengan ”Simpang Jam”.

Sudah menjadi kebiasaan orang Indonesia kali yah, dalam menamakan sesuatu nama daerah, langsung disematkan kepada sesuatu yang ada atau berada di daerah tersebut. Salah satu contohnya yah, Simpang Jam ini. Adalagi ”Simpang Kuda”, di Sungai Panas, karena ada patung kuda putih yang lagi berdiri dengan dua kaki jika siang. Kenapa jika siang? Yah..., karena kita ngeliatnya pas siang hari. Kalau malam dini hari? Bisa aja kudanya berdiri dengan empat kaki atau duduk, atau tidur karena kecape’an sehariannya sudah berdiri dengan dua kaki. Huahahah....Becanda. Ada lagi ”Simpang Rujak”, arah naik ke Bukit Senyum dari arah Baloi. Hal ini karena banyak yang jual rujak di sekitar simpang tersebut, mulai dari sebelum dibangunnya terowongan atau tunnel yang menghubungkan jalan dari Pelita ke Sungai Panas. Sebenarnya di simpang ini bukan hanya menjual rujak seh, ada yang jual jajanan lainnya. Namun yang pertama kali meramaikan simpang ini adalah gerobaknya penjual rujak, lekatlah nama Simpang Rujak tersebut.

Ada satu pertanyaan yang selalu bergelut di kepala untuk satu simpang yang ada di batam Centre, ”Simpang Frengky”. Kenapa dinamakan dengan nama itu yah??? Di simpang itu ga ada patung yang dinamakan Frengky ataupun ”sesuatu” yang berkonotasi kepada nama Frengky, semisal nama rumah makan atau bilboard dengan label Frengky. Atau jangan- jangan, dulu ada kecelakaan di simpang itu, trus ada yang meninggal akibat kecelakaan tersebut, yakni seseorang dengan nama Frengky. Nah lho...? Bisa jadi...

Ada satu lagi persimpangan jalan dengan nama yang atraktif. Suatu hari, iseng- iseng aku mencoba naik bus kota trayek Sekupang – Batu Ampar. Pingin tahu aja, ke mana saja rute yang ditempuh oleh bus kota tersebut. Nah, saat melewati jalanan di Batu Ampar, Jln. Yos Sudarso, saat melewati persimpangan yang akan ke Bukit Senyum dan di seberangnya arah ke Batu Merah, tiba- tiba si kondrektur teriak, ”yah..., yang turun di Simpang Bencong, Simpang Bencong !!!”. Haah...??? Simpang Bencong??? Ini pasti karena para bencong sering mangkal di sekitaran wilayah ini nih...

Terlepas dari hipotesa- hipotesa tersebut, yang jelas, pemberian nama terhadap sebuah ”simpang” sangat memudahkan bagi kita untuk menemukan sebuah lokasi ataupun alamat. Ga kebayang jika di Batam semua simpangnya ga punya nama, trus kalau mau menunjukan alamat, semua orang nunjukinnya, ”Di Simpang Itu!!!”. Huaaaa... Cape’ duehh...

Ada yang unik nih..., Tahukah sobat? Ada dua persimpangan di Batam dengan ciri- ciri yang sama, namun hanya satu persimpangan yang dipanggil dengan nama ciri- ciri tersebut. Simpang Jam. Yaak, Simpang Jam hanya dilabelkan untuk persimpangan yang ada di depan RS Awal Bros. Sedangkan di Sungai Harapan yang juga terdapat adanya bangunan jam di simpang tersebut, tidak pernah dipanggil dengan ”Simpang Jam Sungai Harapan”. Orang biasanya hanya menyebut ”Simpang Sungai Harapan”. Ga percaya? Lain kali jika sobat lewat di persimpangan Sungai Harapan tersebut, coba perhatikan dengan seksama, pasti ada bangunan jam di tengan persimpangan tersebut. Mungkin saja penyebutan ini untuk menghindari dualisme dalam penamaan dan untuk menghindari kesalahpengertian dalam menunjukan suatu tempat. Namun, mengapa menamakan yang satu ikan, yang lainnya itik, sedang mereka ada di satu kolam???


Luvyu Batam@2011

















No comments:

Post a Comment